Bangkalan – Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menggelar seminar tentang peran perempuan dalam dunia pendidikan, pada Selasa, 14 Mei 2024. Kegiatan tersebut digelar di Gedung Pertemuan Mohammad Noer dan dihadiri Dekan FIP, Wakil Dekan serta Kepala Program Studi di Lingkungan FIP, para Dosen dan Mahasiswa.
Mohammad Ahied, S.Si., M.Si,. selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Pendidikan dalam sambutannya menerangkan, peran perempuan sangatlah vital dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
“Perempuan juga dituntut untuk lebih kreatif dan produktif, terutama dalam ikutserta mengambil Peran dalam kemajuan Pendidikan di negeri ini,” ungkapnya.
Dia berharap dengan digelarnya seminar ini bisa menjadi ruang untuk saling belajar dan memaksimalkan potensi terbaik yang ada pada diri perempuan. Hadir sebagai pembicara Dr. Sri Wahyuni, M.Pd dari Universitas Islam Malang dan Dr. Hani’ah, S.Pd., M.Pd., Dekan FIP UTM
Sri Wahyuni merupakan pembantu Dekan I bidang Akademik FKIP Universitas Islam Malang. Dalam materinya, Sri Wahyuni menerangkan bahwa Dunia Vuca adalah kehidupan saat ini yang terjadi secara cepat dan tidak terduga.
” VUCA itu adalah akronim dari Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity, disingkat Vuca.” ungkapnya.
Sri, panggilan akrabnya mengingatkan bahwa kaum perempuan harus berpikir maju ke depannya.
“kaum perempuan harus mampu memainkan peran yang baik dan memberi dampak nyata dan baik,” tegasnya.
Menurutnya, saat ini kehidupan ini menuntut manusia untuk terus berinovasi, kreatif dan produktif untuk menghadirkan kehidupan yang baik dan unggul.
Sementara itu, Dr. Hani’ah dalam paparannya melakukan refleksi terkait tanggung jawab laki-laki dan perempuan. Menurutnya, peran perempuan terbagi menurut kodrat dan budaya. ” Menurut kodrat, perempuan itu ya, melahirkan, menyusui dan menstruasi. Sedangkan menurut budaya perempuan itu harus mencuci, masak dan beresin rumah,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Hani’ah menguraikan bahwa Peran domestik tersebut tidak perlu menghalangi kaum perempua untuk ambil bagian di peran lain, seperti menjadi Polwan, Dosen atau Dokter. ” Perempuan harus terus menjadi role model agent of change” pungkasnya.