Universitas Trunojoyo Madura (UTM) mendapatkan undangan dari Singapura pada acara diskusi silang budaya pencak silat di Pendekar Temasek Academy yang dilaksanakan pada 8 Juni 2024.
Rombongan dari UTM disambut hangat Paman Iskandar Muda beserta para murid -murid mereka diPendekar Temasek Academy.
Dalam kunjungan ini, mereka saling belajar terutama mengenai sejarah pencak silat, gaya pencak silat, dan makna setiap jurus dipencak silat.
Dalam sejarahnya, Pencak silat merupakan suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia.
Hingga saat ini, keberadaan seni bela diri dari Indonesia ini juga telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya tak benda. Penetapan itu dilakukan pada sidang ke-14 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage, yang berlangsung di Bogota, Kolombia, 9-14 Desember 2019.
Pada perkembangannya, Seni bela diri ini secara luas lebih dikenal di negara-negara Asia, seperti: Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, Filipina, dan Thailand.
Sekadar diketahui bahwa pada dasarnya pencak silat di Indonesia (khususnya di Pulau Jawa) dan Singapura hampir sama penamaan jurusnya.
Surokim, S.Sos., M.Si., Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan Dan Kerjasama UTM memaparkan bahwa kegiatan Ini adalah upaya untuk memperkuat identitas rumpun melayu di Indonesia.
“Pada dasarnya pencak silat di Indonesia (Jawa) dan Singapura hampir sama penamaan jurusnya. Namun yg membedakan adapah gaya jurusnya. Semisal di Pendekar Temasek menggunakan gaya jurus harimau, sedangkan di Indonesia ada aliran yg menggunakan gaya jurus kera dan lain sebagainya,” kata Surokim.
Sebagai rumpun melayu dengan mayoritas Muslim makna yg terkandung dalam setiap jurus hampir sama yakni muatan ajaran islam. Surokim menjelaskan tentang gerakan dan pose yang sebenarnya ada nilai islam dan dakwah di dalamnya.
“Misal pada salah satu pose tangan dan lengan membentuk atau menyerupai lafadz Muhammad. Yang artinya seorang pendekar silat harus seantiasa ingat dan menganut ajaran nabi Muhammad SAW meskipun dalam keadaan tertekan,” ungkapnya.
Di akhir sesi diskusi, rombongan tim UTM diberi buku pendekar silat temasek sejumlah 4 buah oleh Paman Iskandar Muda.
Tidak hanya hadir ke Pendekar Temasek Academy. Sebelumnya, rombongan dari UTM juga berkesempatan tampil dalam Festival Reog Barong Antar Bangsa 2024 digelar oleh Kementerian Pelancongan dan Kebudayaan Malaysia bertempat di Keraton mbah Anang, Muar Johor.
Surokim turut mengapresiasi kegiatan muhibah budaya tersebut. Menurutnya, Kita mestinya bangga dengan kekayaan budaya yang kita miliki dan terus berupaya agar budaya kita tetap hidup.
” Kita ingin budaya kita hidup dan senantiasa berkembang di tengah-tengah masyarakat dan bisa perform di negara-negara di luar,” pungkasnya.