Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Trunojoyo Madura sukses menyelenggarakan seminar nasional bertema “Peran sektor garam, rempah, dan jamu Madura dalam dinamika ekonomi dan kesehatan masyarakat” pada 11 September 2024, di Aula Syaichona Muhammad Cholil Gedung Graha Utama UTM.
Kegiatan ini menghadirkan pembicara yaitu Dr. Tri laksana Tri Handoko, (Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Brin) Prof. Dr. Sukardi, MS. Guru Besar Universitas Brawijaya, serta Puji Lestari, Ph.D, Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan dari Brin dan Salha Syahnaz Safira, owner perusahaan jamu PT Firdaus Kurnia Indah.
Dalam sambutannya, Rektor UTM, Dr. Safi’, S.H., M.H., menjelaskan bahwa Universitas Trunojoyo Madura sangat fokus untuk menggali dan mengembangkan potensi yang ada di Pulau Madura. Salah satunya fokus pada riset dan pengembangan potensi lokal Madura.
“Sejak 2016, UTM fokus pada riset pada pengembangan potensi lokal Madura. Seperti yang termaktub pada visi UTM, yaitu berbasis pada potensi lokal,” kata Safi’ di depan peserta dan para undangan.
Menurutnya, selain itu Madura juga kaya dengan para pengrajin batik. Meski diprioritaskan pada potensi lokal Madura, seperti jamu, kuliner, dan jamu. Salah satunya juga pada kerajinan batik tulis Madura.
“Sebab orang luar Madura kalau ke Madura. Mereka pasti mencari batik dan membelinya sebagai oleh-oleh,” ungkapnya.
Untuk itu, harap Safi’, ke depannya UTM harus ambil bagian mengenalkannya dan mempromosikannya. Terkait kerajinan batik Madura.
Meskipun demikian, diakui Safi’ bahwa Madura disebut pulau Garam bukan semata-mata brand. Faktanya, seluruh masyarakat di empat kabupaten di Madura juga menjadi petani garam.
Selain itu, Rektor UTM kelahiran Sumenep tersebut juga banyak hal membahas terkait sejarah UTM. Masa peralihan UTM dari kampus swasta bernama Universitas Bangkalan (Unibang) menjadi Universitas Trunojoyo Madura.
“Hingga kini, UTM juga turut mendirikan program magister, lalu doktoral dan fakultas kedokteran. Semoga terealisasi dengan baik di UTM,” ujarnya.
Dr. Ir. Gita Pawana, M.Si., selaku Ketua Lembaga Penelitian dan pengabdian masyarakat (LPPM) UTM turut mengapresiasi digelarnya kegiatan seminar nasional tersebut.
Gita mengenalkan bahwa secara historis
garam dan rempah menjadi komodi sejak masa penjajahan. Termasuk garam Madura yang khas.
“Garam Madura memiliki ciri khas yang unik dengan kristal yang besar dan keunggulan – keunggulan lainnya,” ujarnya.
Baginya, Madura memiliki potensi lokal yang sangat melimpah. Selain potensi tersebut. Kemudian, ada juga jamu Madura yang sangat perlu untuk diteliti karena diakui manfaatnya.
“Selamat datang di Madura. Bagi para undangan dan keynote speaker,” pungkasnya.
Di acara yang sama, para undangan terpilih juga mempresentasikan paper yang ditulis mengenai beberapa topik terkait keunggulan potensi lokal Madura.